SISTEM MANAJEMEN MUTU
A. Standar Manajemen Mutu
Standar manajemen adalah struktur
tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang
kelembagaan, usaha serta keuangan. Namun pengertian standar manajemen akan
lebih spesifik jika menjadi standar manajemen mutu, untuk mendukung
standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan perusahan maka hadirlah
Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu Internasional Organization
for Standardization (ISO) berperan sebagai badan penetap standar internasional
yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi nasional setiap negara
ISO didirikan pada 23 februari 1947,
ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia, ISO adalah
jaringan institusi standar nasional dari 148 negara, pada dasarnya satu anggota
pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah ISO menempati posisi spesial
diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, ISO mampu bertindak sebagai
organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan
masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat.
Proses sertifikasi untuk persyaratan
Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah diakui sebagai
suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan produktifitas perusahaan
dan juga sebagai pembanding terhadap hasil kerja dan pencapaian keunggulan
bisnis. Yang dimaksud mutu disini adalah gambaran dan karakteristik konsumen
atau pelanggan dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam
memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang di tentukan.
Sistem manajemen mutu adalah suatu
sistem manajemen organisasi yang mengacu pada standardisasi internasional yang
difokuskan pada proses kegiatan (ISO 9001). Standardisasi dalam sistem
manajemen mutu dapat diintegraikan ke dalam system manajemen organisasi,
sehingga penerapannya lebih fleksibel.
B. ISO 9000
ISO 9000 adalah kumpulan standar
untuk sistem manajemen mutu (SMM). ISO 9000 yang dirumuskan oleh TC 176 ISO,
yaitu organisasi internasional di bidang standardisasi. ISO 9000 pertama kali
dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for Standardization
Technical Committee (ISO/TC) 176. ISO/TC inilah yang bertanggungjawab untuk
standar-standar sistem manajemen mutu. ISO/TC 176 menetapkan siklus peninjauan
ulang setiap lima tahun, guna menjamin bahwa standar-standar ISO 9000 akan
menjadi up to date dan relevan untuk organisasi. Revisi terhadap standar ISO
9000 telah dilakukan pada tahun 1994 dan tahun 2000.
Sebuah perusahaan atau organisasi
yang telah diaudit dan disertifikasi sebagai perusahaan yang memenuhi
syarat-syarat dalam ISO 9001 berhak mencantumkan label “ISO 9001 Certified”
atau “ISO 9001 Registered”.
Sertifikasi terhadap salah satu ISO
9000 standar tidak menjamin kualitas dari barang dan jasa yang dihasilkan.
Sertifikasi hanya menyatakan bahwa bisnis proses yang berkualitas dan konsisten
dilaksanakan di perusahaan atau organisasi tersebut.
Walaupan standar-standar ini pada
mulanya untuk pabrik-pabrik, saat ini mereka telah diaplikasikan ke berbagai
perusahaan dan organisasi, termasuk perguruan tinggi dan universitas.
C. Sistem Manajemen Produksi TQM
Mendefinisikan mutu/kualitas
memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu
dikatakan berkualitas, yakni :
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan
2. Kualitas mencakup produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan
3. Kualitas merupakan kondisi yang
selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada saat yang lain).
4. Kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total
Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya
yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan
barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian,
pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem
manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui
perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan “
(Kid Sadgrove, 1995)
Seperti halnya kualitas, Total
Quality Management dapat diartikan sebagai berikut :
1. Perpaduan semua fungsi dari
perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun berdasarkan konsep
kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan pelanggan
(Ishikawa, 1993, p.135).
2. Sistem manajemen yang mengangkat
kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan
melibatkan seluruh anggota organisasi (Santosa, 1992, p.33).
3. Suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan
terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Pengertian lain dikemukakan oleh
Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. mengatakan bahwa Total Quality Management
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk
memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungannya.
Unsur-unsur utama TQM :
1. Fokus pada pelanggan.
2. Obsesi terhadap kualitas.
3. Pendekatan ilmiah.
4. Komitmen jangka panjang.
5. Kerja sama tim.
6. Perbaikan sistem secara
berkesinambungan.
7. Pendidikan dan pelatihan.
8. Kebebasan yang terkendali.
9. Kesatuan tujuan.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan
karyawan.
Prinsip-prinsip TQM :
Ada beberapa tokoh yang mengemukakan
prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash, 1995, mengatakan bahwa
program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya.
Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
1. Program TQM harus didasarkan pada
kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya
sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan produk.
2. Program TQM harus mempunyai sifat
kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan
memberinya inspirasi.
3. Progran TQM harus didasarkan pada
pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di
garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi
kenyataan.
4. Program TQM harus diterapkan secara
menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap
sudut dan celah organisasi.
D. Standar Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pengertian (Definisi) Sistem
Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua)
sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and
Safety Management Systems.
Pengertian (Definisi) Sistem
Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun
1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari
sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi)
Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS
18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan)
yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola
resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar)
dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan
Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007,
ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
E. Standar Manajemen Lingkungan
Sistem manajemen lingkungan
merupakan bagian integral dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
yang terdiri satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis yang meliputi
struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumberdaya dalam
upaya mewujudkan kebijakan lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan yang akan didirikan harus melakukan analisis dampak
lingkungan. Sehingga dalam analisis tersebut dapat diketahui sejauh mana
perusahaan akan berdampak terhadap lingkungan. Dalam mengelola permasalahan
lingkungan, perusahaan harus mempunyai acuan yang bisa dijadikan standar untuk
melakukan suatu sistem manajemen lingkungan, dalam hal ini telah ada organisasi
internasional di bidang standarisasi dengan nama Internasional Organization for
Standardizatian (ISO) dan telah mengeluarkan standar dalam bidang pengelolaan
lingkungan yang disebut ISO 14000.
Untuk menfasilitasi penerapan
standar ISO 14000 di Indonesia dan mempermudah penerapan dilapangan serta untuk
menyamakan persepsi mengenai pelaksanaannya, maka Kementerian Lingkungan Hidup
bekerjasama dengan BSN telah melakukan adopsi terhadap beberapa Standar
Internasional ISO 14000 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI). Standar yang
telah diadopsi tersebut diantaranya :
1. Sistem Manajemen
Lingkungan-Spesifikasi dengan Panduan Penggunaan (SNI 19-14001-1997)
2. Sistem Manajemen Lingkungan-Pedoman
Umum Prinsip Sistem dan Teknik Pendukung (SNI19-14004-1997)
3. Pedoman Audit Lingkungan-Prinsip
Umum (SNI 19-1410-1997)
4. Pedoman Untuk Pengauditan Lingkungan
– Prosedur Audit – Pengauditan Sistem Manajemen Lingkungan (SNI 19-14011-1997)
5. Pedoman Audit untuk Lingkungan –
Kriteria Kualifikasi untuk Auditor Lingkungan (SNI 19-14012-1997)
F. ISO 14000
ISO 14000 merupakan standar
internasional tentang sistem manajemen lingkungan secara umum, sedangkan untuk
bidang konstruksi masih didukung oleh adanya konsep konstruksi berkelanjutan
(sustainable construction). Dalam penelitian ini dijelaskan juga tentang elemen
ISO 14000 dan keuntungan yang ada diperoleh bila menerapkannya.
Elemen ISO 14000 yang terkait dengan
proyek konstruksi adalah polusi udara, pembuangan ke sumber air, pasokan air
dan pengolahan limbah domestik, limbah dan bahan-bahan berbahaya, gangguan,
bunyi/kebisingan dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, pengembangan perkotaan,
gangguan bahan/material, penggunaan energi, keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan.
Sedangkan keuntungan ISO 14000
terdiri dari dua bagian, yaitu keuntungan potensial langsung dan keuntungan
potensial tidak langsung. Keuntungan potensial langsung meliputi reduksi dalam
penggunaan sumber daya material, reduksi dalam penggunaan energi, reduksi dalam
bahan sisa, reduksi dalam keluhan dan tindak lanjut, menghindari denda dan
penalti, dan menghindari pertanggungjawaban seseorang.
ISO 14000 adalah standar sistem
pengelolaan lingkungan yang dapat diterapkan pada bisnis apa pun, terlepas dari
ukuran, lokasi atau pendapatan. Tujuan dari standar adalah untuk mengurangi
kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh bisnis dan untuk mengurangi polusi
dan limbah yang dihasilkan oleh bisnis. Versi terbaru ISO 14000 dirilis pada
tahun 2004 oleh Organisasi Internasional untuk Standarisasi (ISO) yang memiliki
komite perwakilan dari seluruh dunia. ISO-14000 memiliki beberapa seri, yaitu :
1. ISO 14001 : Sistem Manajemen
Lingkungan
2. ISO 14010 – 14015 : Audit Lingkungan
3. ISO 14020 – 14024 : Label Lingkungan
4. ISO 14031 : Evaluasi Kinerja
Lingkungan
5. ISO 14040 – 14044 :
Assessment/Analisa Berkelanjutan
6. ISO 14060 : Aspek Lingkungan dari
Produk
Konsep Dasar Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen
mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang
menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui
setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu membutuhkan pemahaman
mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen untuk
bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin
yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan
konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan
melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa
tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab
seluruh anggota dalam organisasi.
Pengertian
Mutu
Dugaan
dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai
sesuatu yang :
-
Unggul dan bermutu tinggi
-
Mahal harganya
-
Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan
dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam
menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda
dengan kebiasan mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu
produk dengan produklainnya. Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam
tangan Alba.
Kedua
pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang
dapat diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat
diterima oleh pelanggan (custumer).
Secara
singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau
kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu
Harus Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip
mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam
manajemen mutu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
-
Pelanggan internal (di dalam organisasi)
-
Pelanggan eksternak (di luar organisasi)
Pada
pengertian manajemen tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan
eksternal (di luar organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi
perhatian manajemen mutu? Jawabnya, adalah apabila pribadi yang ada di dalam
organisasi tersebut dilayani dengan baik, otomatis mereka akan melayani
pelanggan eksternal secara baik pula.
Organisasi
dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam
arti bahwa pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan
dari petugas TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru
selalu menanggapi keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP
MANAJEMEN MUTU
Manajemen
mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan
kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung
jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak. Untuk melaksanakan manajemen
mutu dengan baik dan menuju keberhasilan, diperlukan prinsip-prinsip dasar yang
kuat. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1.
Setiap orang memiliki pelanggan
2.
Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3.
Semua sistem menunjukkan variasi
4.
Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5.
Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6.
Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7.
Manajemen berdasarkan fakta dan data
8.
Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada
hasil out put
Sistem
Manajemen Mutu (Quality Management System)
Apakah Quality Management System itu?
Apakah Quality Management System itu?
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System-QMS) menurut Gaspersz (2008:268) yaitu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap kebutuhan persyaratan tertentu yang ditentukan oleh pelanggan dan organisasi. Gaspersz (2008:273) membagi Sistem Manajemen Mutu menjadi dua macam, yaitu Sistem Manajemen Mutu Informal dan Sistem Manajemen Mutu Formal.
Pada Sistem Manajemen Mutu Informal, setiap manajemen perusahaan bebas untuk menyusun atau membangun model Sistem Manajemen Mutu organisasi, tanpa perlu terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi formal. Dengan demikian berdasarkan pemahaman dan keyakinan pihak manajemen akan prinsip-prinsip manajemen mutu yang akan diterapkan dalam organisasi, kemudian disusun model sistem manajemen yang berlaku pada organisasi itu. Berbeda dengan Sistem Manajemen Mutu Informal, Sistem Manajemen Mutu Formal terikat kepada kriteria-kriteria formal yang telah ditetapkan oleh institusi penyusun model sistem manajemen mutu itu sendiri. Dengan demikian apabila manajemen suatu organisasi ingin mengadopsi model Sistem Manajemen Mutu Formal dan ingin memperoleh pengakuan bahwa organisasi itu telah berhasil menyusun model Sistem Manajemen Mutu Formal, maka manajemen organisasi harus bisa membuktikan kepada institusi formal yang menilai kelayakan penerapan model Sistem Manajemen Mutu Formal itu, untuk mendapatkan award atau penghargaan.
Sistem Manajemen Mutu Formal biasanya terdiri dari sebuah kerangka kerja yang memiliki nilai-nilai inti serta prinsip-prinsip keunggulan. Prinsip-prinsip ini merupakan landasan untuk membangun kerangka kerja, yang terdiri dari sejumlah penilaian kriteria dan item.
Sistem Manajemen Mutu Formal ada yang berlaku secara nasional (di suatu negara), regional, dan internasional. Sistem manajemen mutu formal yang berlaku secara nasional menurut Miguel (2005:36) mula-mula dikembangkan di Australia, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat, masing-masing berupa, Australian Business Excellence Award (ABEA), Canadian Quality Award (CQA), Deming Prize (DP), dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Sistem manajemen mutu formal, yang berlaku secara regional adalah Asia Pasifik Quality Award (APQA), Iberoamerican Quality Award (IQA), dan European Quality Award (EQA). Sedangkan sistem manajemen mutu yang diakui secara internasional menurut Gaspersz (2008:264) adalah ISO.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Miguel (2005:38) setidaknya terdapat 76 Sistem Manajemen Mutu yang berlaku secara nasional pada masing-masing negara di seluruh dunia. Negara-negara tersebut mengadopsi salah satu atau kombinasi dari Sistem Manajemen Mutu European Quality Award, Deming Prize, dan Malcolm Baldrige National Quality Award. Sebanyak 68% dari negara-negara tersebut mengadopsi kerangka kerja Baldrige. Beberapa negara (misalnya Fiji dan Filipina) menggunakan Australian Business Excellence Award sebagai model referensi.
Hampir
di setiap kesempatan mengisi training pengenalan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008, pimpinan puncak ataustakeholder pasti menanyakan apamanfaat
penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001untuk mereka selaku pimpinan puncak
dan penentu kebijakan. Ini dikarenakan mereka memahami bahwa ISO 9001 hanya
sekedar membenahi administrasi perusahaan saja. Padahal, jika penerapan ISO 9001 bisa dioptimalkan, ISO 9001
akan menjadi alat yang powerfull untuk mengukur performa
perusahaan. Bila ditanya demikian, biasanya, Saya akan balik bertanya: ”
Baik, Bapak direktur yang terhormat.. Apakah kinerja perusahaan Bapak tahun ini
lebih baik dibandingkan tahun lalu?”. Kebanyakan mereka akan terdiam dan
berpikir, parameter apa yang akan mereka gunakan dalam rangka mengukur kinerja
perusahaan. Pada akhirnya, hanya sebagian yang bisa menjawab, meskipun
satu-satunya parameter yang diandalkan hanyalah seputar uang dan uang.
Ya!
Meski kita tidak mengesampingkan pentingnya keuntungan dalam berbisnis, akan
tetapi apakah sah bila kita mengukur kinerja perusahaan hanya dari sales
revenue yang meningkat? Padahal, peningkatan pendapatan dari tahun ke
tahun didukung dengan banyak faktor dan tidak melulu soal kinerja yang
meningkat. Betapa banyak perusahaan yang tata kelola administrasinya
biasa-biasa saja, tidak berubah dari tahun ke tahun, namun keuntungannya
meningkat dari tahun ke tahun yang lebih disebabkan karena kesuksesan tim
marketing atau ada faktor lain di luar perusahaan yang sedang bagus seperti
iklim ekonomi yang kondusif, meningkatnya daya beli masyarakat, dan sebagainya.
Artinya, menjadikan peningkatan pendapatan sebagai satu-satunya parameter
penilaian kinerja perusahaan tidaklah Adil. Karena perusahaan bukan cuma
marketing, tapi ada divisi sdm, operasional, produksi, gudang, dan divisi lain
sebagai satu kesatuan.
ISO
9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip manajemen kualitas.
Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai suatu
kerangka kerja (frame work) yang membimbing organisasi pada peningkatan
kinerja.
1. FOKUS PADA PELANGGAN (Customer Focus)
Organisasi
bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen organisasi harus
memahami kebutuhan pelanggan sekarang & yang akan datang. Organisasi harus
memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.
2. KEPEMIMPINAN (Leadership)
Pemimpin organisasi
harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari organisasi. Mereka harus
menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang- orang dapat menjadi
terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
3. KETERLIBATAN ORANG (Involvement of people)
Orang/
karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat penting dari
suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan memungkinkan
kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.
4. PENDEKATAN PROSES (Process Orientation)
Suatu hasil yang
diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber- sumber
daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu proses dapat
didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material, metode, mesin
dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai tambah output
bagi pelanggan.
5. PENDEKATAN SISTEM TERHADAP MANAJEMEN (System Approach to
Management)
Pengidentifikasian,
pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang saling berkaitan sebagai
suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi
organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya.
6. PENINGKATAN TERUS MENERUS (Continual Improvement)
Peningkatan terus-
menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap
dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan sebagai suatu proses
sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan
efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan
dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah- langkah
konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
7. PENDEKATAN FAKTUAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN (Factual Approach to
Decision Making)
Keputusan yang
efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis data dan informasi
untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah- masalah kualitas
dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGKAN (Mutually
Beneficial Supplier Relationship)
Suatu organisasi
dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam menciptakan nilai
tambah.
Sistem
manajemen mutu ISO 9001 setidaknya menyediakan 5 parameter yang bisa digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan. Kelima parameter tersebut adalah:
1.
Survey Kepuasan Pelanggan
Mengabaikan
kepuasan pelanggan sama artinya membiarkan perusahaan di tepi jurang
kehancuran. Banyaknya pesaing yang bermunculan, menuntut perusahaan untuk bisa
memberikan produk atau pelayanan yang memiliki nilai tambah dibanding
perusahaan pesaing. Oleh karena itu, ISO 9001 mewajibkan perusahaan untuk
melakukan survey kepuasan pelanggan secara berkala demi mengetahui kualitas
produk atau pelayanan kita di mata pelanggan. Dengan mengadakan survey,
perusahaan bisa mengetahui strength dan weakness point perusahaan sehingga
perusahaan bisa berbenah. Dengan membandingkan hasil survey tiap tahunnya,
tentu perusahaan dapat membandingkang kinerja dari tahun ke tahun.
2.
Keluhan Pelanggan
Parameter
kedua yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah keluhan
pelanggan. ISO 9001 mewajibkan perusahaan untuk mencatat, menindaklanjuti,
dan memonitor keluhan pelanggan. Dengan begitu, perusahaan dapat
dengan mudah mengevaluasi kinerja perusahaannya dan memberikan perbaikan yang
memuaskan bagi pelanggan. Keluhan yang ditindaklanjuti sama saja membiarkan
pelanggan setia Anda meninggalkan Anda.
Tidak
ada yang menjamin sistem yang Anda rancang dengan baik di awal akan berjalan
mulus ketika sudah sampai pada level pelaksana. Oleh karena itu, konsep PDCA
(Plan-D0-Check-Action) sangat penting untuk diterapkan. ISO 9001 mewajibkan
perusahaan melakukan kegiatan audit internal sebagai bentuk pelaksanaan “Check”
dari konsep PDCA. Dengan melakukan audit internal, akan diketahui masalah
apa yang sering dialami oleh masing-masing divisi termasuk divisi mana yang
paling banyak bermasalah. Dengan demikian, perbaikan sistem dapat dilakukan
secara menyeluruh.
4.
Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Selama
menjadi konsultan ISO untuk beberapa perusahaan, seringkali penulis mendapati
pimpinan puncak yang hanya memikirkan hasil dan hasil. Baginya yang terpenting
adalah target produksinya tercapai dan sampai tepat waktu di tangan pelanggan.
Tidak peduli untuk mencapai target, berapa banyak barang reject yang dihasilkan
dan pengulangan pekerjaan yang dilakukan. Hasilnya, produktifitas sangat jauh dari
kata efisien. Sikap semacam ini tentu membuang banyak waktu, biaya, dan tenaga.
ISO 9001 mewajibkan perusahaan membuat standar mutu produk untuk kemudian
dibuatkan standar pemeriksaan produk. Ini harus dilakukan untuk memastikan
produk yang dihasilkan benar-benar telah sesuai dengan spesifikasi yang
diperyaratkan baik oleh perusahaan, regulasi, maupun pelanggan. Dengan
menetapkan standar ini, pelaksana di lapangan dapat dengan mudah menetapkan
mana produk yang lulus pemeriksaan dan yang ditolak. Selain itu, ISO 9001 juga
mewajibkan untuk mencatat dan melaporkan semua jenis ketidaksesuaian produk
untuk kemudian direkapitulasi dan dianalisis agar bisa diketahui berapa persen
efesiensi produksi.
5.
Pencapaian Sasaran Mutu
Sasaran
mutu adalah target kerja yang ditetapkan untuk setiap divisi. Biasanya,
perusahaan yang belum menerapkan sistem manajemen dengan baik cenderung hanya
memberikan target untuk divisi tertentu saja, terutama divisi yang
“menghasilkan uang” atau “menghabiskan uang”. Sebut saja misalnya divisi sales
/ marketing dan divisi produksi. Divisi lain apalagi divisi supporting seperti
HRD/SDM/Personalia dan Purchasing dibiarkan bekerja tanpa target! Sedangkan ISO
9001 mewajibkan pimpinan puncak untuk menetapkan target untuk seluruh divisi.
Karena perusahaan wajib memandang seluruh divisi yang ada sebagai satu kesatuan
yang semuanya memiliki sumbangsih dalam memajukan perusahaan.
Dengan
membandingkan 5 parameter di atas, maka manajemen puncak dapat mengukur kinerja
perusahaannya secara meyakinkan. Seorang Direktur atau CEO dapat dengan
meyakinkan berkata, “Melihat sales revenue yang meningkat, hasil survey
kepuasan yang meningkat, penurunan keluhan pelanggan yang signifikan, temuan
audit internal yang semakin sedikit, efesiensi produksi yang semakin bagus, dan
pencapain target yang hampir 100%, maka Saya menilai kinerja tahun 2013 jelas
lebih baik dibanding 2012!”. Demikianlah artikel singkat kami tentang
manfaat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 untuk pimpinan puncak. Semoga
bermanfaat!
ISO 9001
Standar
Internasional ini menetapkan beberapa persyaratan untuk Sistem Manajemen Mutu,
untuk menunjukkan guna memenuhi persyaratan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, memungkinkan
perbaikan yang berkelanjutan. Standar atau sertifikasi ISO 9001:2008 (QMS)
adalah standar generik dan dapat diterapkan diseluruh organisasi.
Sistem Manajemen Mutu bekerja pada delapan prinsip manajemen
dan Siklus PDCA (Perencanaan, Pergerjaan, Pemeriksaan, Tindakan). Fungsi ini
berdasarkan pada pendekatan didalam proses. Standar atau Sertifikasi ISO 9001:2008 dibagi menjadi 8 klausul.
Klausul 1 sampai 3 merupakan klausul umum yang terkait dengan ruang lingkup,
peraturan, dan definisi.
Klausul
4 sampai dengan 8 merupakan klausul pekerjaan yang membahas persyaratan
Dokumentasi, Tanggung Jawab Manajemen, Manajemen Sumber Daya, Realisasi Produk
dan Pemantauan serta masing-masing Pengukuran.
Sistem
fokus pada perbaikan yang berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan Rapat
Tinjauan Manajemen, Audit Internal, Tindakan Koreksi dan Pencegahan, Pemantauan
dari Tujuan Mutu dan Analisa Data.
1.
Bersedia
membangun/ mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu
2.
Mencari
peningkatan efektivitas kinerja dari Sistem manajemen mutu dalam organisasi.
3.
Peningkatan
kepuasan pelanggan.
4.
Mencari
pengakuan Internasional
1.
Organisasi
yang telah mendapat sertifikasi dapat dengan mudah dibedakan dari organisasi
lain dengan kualitas tinggi dari produk mereka, layanan dan proses.
2.
Sistem
Manajemen Mutu dari organisasi dan kinerjanya dapat dipantau dan dioptimalkan
dengan cara dari Sistem Manajemen Mutu .
3.
ISO
9001 adalah Standar yang diakui secara internasional dan berbicara diseluruh
dunia, standar yang paling sering digunakan.
4.
ISO
9001 dapat membantu organisasi apapun untuk meningkatkan kepuasan pelanggan,
memotivasi karyawan dan mempromosikan budaya perbaikan yang berkelanjutan.
5.
ISO
9001 berdasarkan delapan prinsip manajemen mutu yang terkait dan Pendekatan
proses.
ISO 14001
Standar ini menetapkan persyaratan untuk Manajemen
Lingkungan Sertifikasi ISO 14001, Standar sistem ISO
14001:2004 (ISO 14001:2004), yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan
dan mengimplementasikan kebijakan dan tujuan yang mana memperhitungkan
persyaratan hukum dan persyaratan lainnya dan persyaratan lainnya yang diikuti
organisasi.
Sistem
ini berlaku bagi aspek lingkungan yang diidentifikasi oleh organisasi dan
orang-orang yang dapat mengendalikan. Sistem ini bertujuan untuk memantau
persyaratan hukum. Semua persyaratan dalam standar internasional ini ditujukan
agar dapat digabungkan dengan sistem manajemen lingkungan. Faktor besarnya
penerapan tergantung pada fungsi dari kegiatan organisasi, produk, pelayanan
dan lokasi. Sistem Manajemen Lingkungan bekerja siklus PDCA (Perencanaan,
Pergerjaan, Pemeriksaan, Tindakan).
Standar untuk ISO 14001:2004 dibagi menjadi empat klausul.
Klausul 1 sampai 3 adalah Klausul umum yang berkaitan dengan Ruang Lingkup,
Normat dan Syarat dan Definisi. Klausul 4 (Persyaratan Sistem Manajemen
Lingkungan) dibagi menjadi 6 Sub klausul Persyaratan Umum, Kebijakan
Lingkungan, Perencanaan, Implementasi, dan Operasi, Pemeriksaan dan Tinjauan
Manajemen. Sistem ini berfokus pada perbaikan terus-menerus. Hal ini dilakukan
dengan memiliki Rapat Tinjauan Manajemen, Audit Internal, Tindakan korektif,
dan Pencegahan, Pemantauan Tujuan Mutu dan Program Pengelolaan Lingkungan.
Semua ini bisa Anda dapatkan dengan mengikuti training ISO yang diadakan atau disediakan
oleh kami.
1.
Organisasi
yang berniat untuk memperbaiki sistem manajemen lingkungan yang ditetapkan oleh
Standar Internasional ini dan terus berupaya untuk memenuhi persyaratan perundang-undangan
dan hukum yang berlaku.
2.
Memuaskan
para pelanggan dan konsumen, pihak yang berkepentingan dan pemegang saham
karena mereka semakin menuntut produk dan jasa yang ramah lingkungan.
3.
Organisasi
yang bersedia untuk mematuhi persyaratan lingkungan, perundang-undangan
lingkungan yang semakin ketat.
1.
Para
pelanggan dan konsumen, pihak yang berkepentingan dan pemegang saham semakin
menuntut produk dan jasa yang ramah lingkungan.
2.
Perundang-undangan
lingkungan semakin ketat
3.
Sebuah
sistem manajemen lingkungan yang telah bersertifikat (EMS) atau ISO 14001 tidak
hanya memantau dan mengoptimalkan aspek lingkungan dari kegiatan bisnis
perusahaan, tetapi juga membuktikan bahwa perusahaan peduli akan lingkungan.
4.
ISO
14001 adalah standar sistem manajemen lingkungan yang telah diterima secara
global. Dengan memenuhi persyaratan sertifikasi, perusahaan dapat menunjukkan
komitmen mereka terhadap lingkungan dan keuntungan dari standar pada
pengelolaan lingkungan yang lebih efektif.
5.
Mengurangi
risiko insiden pada lingkungan
6.
Peningkatan
hubungan dengan para pelanggan, badan pemerintahan dan masyarakat umum
7.
Lebih
baik menggunakan energi dan sumber daya
8.
Penghematan
biaya, misalnya melalui pengelolaan limbah yang efektif
9.
Kepatuhan
terhadap aturan dan peraturan lingkungan
10. Meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja
MENGENAL ISO 14001 SISTEM
MANAJEMEN LINGKUNGAN
Ketika
perusahaan beroperasi, maka proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan
tersebut berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Pada prinsipnya dampak yang timbul dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu dampak bio-kimia-fisik dan dampak
sosial. Contoh dari dampak bio-fisik-kimia misalnya pencemaran air, pencemaran
udara, kerusakan keanekaragaman hayati, atau pengurangan cadangan air tanah.
Semua jenis dampak ini akan memberikan resiko yang mempengaruhi bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan. Misalnya pencemaran air yang ditimbulkan oleh
aktivitas perusahaan, akan memberikan resiko pertanggungjawaban dalam bentuk
tuntutan pidana dan tuntutan perdata, apakah tuntutan tersebut dari pemerintah,
masyarakat, atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Ketika
perusahaan berupaya untuk menerapkan ISO 14001, maka perusahaan tersebut telah
memiliki komitmen untuk memperbaiki secara menerus kinerja lingkungannya.
Namun, satu hal perlu dingat bahwa ISO 14001 merupakan standar yang memadukan
dan menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan lingkungan hidup. Sehingga, upaya
perbaikan kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan disesuaikan dengan
sumberdaya perusahaan, apakah itu sumberdaya manusia, teknis, atau finansial.
Adakalanya,
perbaikan kinerja lingkungan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat karena
keterbatasan finansial. Misalnya, sebuah perusahaan yang proses bisnisnya
menimbulkan limbah cair yang mencemari lingkungan berupaya untuk menerapkan ISO
14001 di perusahaannya. Setelah kajian dilakukan, ternyata keterbatasan
finansial membuat perusahaan tersebut sukar untuk mengelola limbahnya sehingga
mencapai baku mutu limbah cair yang disyaratkan oleh pemerintah. Berdasarkan
analisis finansial, ternyata perusahaan tersebut baru akan mampu membangun
sistem pengolahan limbah yang memadai kira-kira beberapa tahun ke depan. Sehingga
sebelum masa tersebut terlampaui, perusahaan tidak akan pernah memenuhi baku
mutu lingkungan. Namun, bila perusahaan tersebut mengembangkan sistem manajemen
lingkungan yang memenuhi persyaratan ISO, maka perusahaan tersbut bisa saja
memperoleh sertifikat ISO 14001. Perusahaan lain, yang kinerja lingkungannya
telah memenuhi baku mutu namun EMS-nya tidak memenuhi persyaratan tidak akan
memperoleh sertifikat ISO 14001.
Uraian
di atas menunjukkan bahwa pada prinsipnya, penerapan ISO 14001 tidak berarti
tercapainya kinerja lingkungan dalam waktu dekat. Sertifikat EMS dapat saja
diberikan kepada perusahaan yang masih mengotori lingkungan. Namun, dalam EMS
terdapat persyaratan bahwa perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan
perbaikan secara menerus (continual improvement). Dengan perbaikan secara
menerus inilah kinerja lingkungan akan sedikit demi sedikit diperbaiki. Dengan
kata lain ISO 14001 bersifat conformance (kesesuaian), bukan performance
(kinerja)
ISO
14001 merupakan standar lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary). Standar
ini dapat dipergunakan oleh oleh organisasi/perusahaan yang ingin:
§ menerapkan, mempertahankan, dan
menyempurnakan sistem manajemen lingkungannya
§ membuktikan kepada pihak lain atas
kesesuaian sistem manajemen lingkungannya dengan standar
§ memperoleh sertifikat
Beberapa
manfaat penerapan ISO adalah:
§ menurunkan potensi dampak terhadap
lingkungan
§ meningkatkan kinerja lingkungan
§ memperbaiki tingkat pemenuhan
(compliance) peraturan
§ menurunkan resiko pertanggungjawaban
lingkungan
§ sebagai alat promosi untuk menaikkan
citra perusahaan
Selain
manfaat di atas, perusahaan yang berupaya untuk menerapkan ISO 14001 juga perlu
mempersiapkan biaya-biaya yang akan timbul, diantaranya:
§ waktu staf atau karyawan
§ penggunaan konsultan
§ pelatihan
Standar
internasional untuk sistem manajemen lingkungan telah diterbitkan pada bulan
September 1996, yaitu ISO 14001 dan ISO 14004. Standar ini telah diadopsi oleh
pemerintah RI ke dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi
SNI-19-14001-1997 dan SNI-19-14001-1997.
ISO
14001 adalah Sistem manajemen lingkungan yang berisi tentang spesifikasi
persyaratan dan panduan untuk penggunaannya. Sedangkan ISO 14004 adalah Sistem
manajemen lingklungan yang berisi Panduan-panduan umum mengenai prinsip, sistem
dan teknik-teknik pendukung.
Elemen
ISO 14001
ISO
14001 dikembangkan dari konsep Total Quality Management (TQM) yang berprinsip
pada aktivitas PDCA (Plan – Do – Check – Action), sehingga elemen-elemen utama
EMS akan mengikuti prinsip PDCA ini, yang dikembangkan menjadi enam prinsip
dasar EMS, yaitu:
§ Kebijakan (dan komitmen) lingkungan
§ Perencanaan
§ Penerapan dan Operasi
§ Pemeriksaan dan tindakan koreksi
§ Tinjauan manajemen
§ Penyempurnaan menerus
1.
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan
lingkungan harus terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dan
tersedia bagi masyarakat, dan mencakup komitmen terhadap perbaikan
berkelanjutan, pencegahan pencemaran, dan patuh pada peraturan serta menjadi
kerangka kerja bagi penetapan tujuan dan sasaran.
2.
Perencanaan
Mencakup
indentifkasi aspek lingkungan dari kegiatan organisasi, identifikasi dan akses
terhadap persyaratan peraturan, adanya tujuan dan sasaran yang terdokumentasi
dan konsisten dengan kebijakan, dan adanya program untuk mencapai tujuan dan
sasaran yang direncanakan (termasuk siapa yang bertanggung jawab dan kerangka
waktu)
3.
Implementasi dan Operasi
Mencakup
definisi, dokumentasi, dan komunikasi peran dan tanggung jawab, pelatihan yang
memadai, terjaminnya komunikasi internal dan eksternal, dokumentasi tertulis
sistem manajemen lingkungan dan prosedur pengendalian dokumen yang baik,
prosedur pengendalian operasi yang terdokumentasi, dan prosedur tindakan
darurat yang terdokumentasi.
4.
Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan
Mencakup
prosedur yang secara teratur memantau dan mengukur karakteristik kunci dari
kegiatan dan operasi, prosedur untuk menangani situasi ketidaksesuaian,
prosedur pemeliharaan catatan spesifik dan prosedur audit kenerja sistem
manajemen lingkungan
5.
Tinjauan Ulang Manajemen
Mengkaji secara periodik sistem manajemen lingkungan
keseluruhan untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, efektifitas sistem manajemen lingkungan terhadap perubahan
yang terjadi.
Pada
prinsipnya, keenam prinsip ISO 14001 – Environmental Management System diatas
dapat dibagi menjadi 17 elemen, yaitu:
§ Environmental policy (kebijakan
lingkungan): Pengembangan sebuah pernyataan komitmen lingkungan dari suatu
organisasi. Kebijakan ini akan dipergunakan sebagai kerangka bagi penyusunan
rencana lingkungan.
§ Environmental aspects (aspek
lingkungan): Identifikasi aspek lingkungan dari produk, kegiatan, dan jasa
suatu perusahaan, untuk kemudian menentukan dampak-dampak penting yang timbul
terhadap lingkungan.
§ Legal and other requirements
(persyaratan perundang-undangan dan persyaratan lain): Mengidentifikasi dan
mengakses berbagai peraturan dan perundangan yang terkait dengan kegiatan
perusahaan.
§ Objectives and targets (tujuan dan
sasaran): Menetapkan tujuan dan sasaran lingkungan, yang terkait dengan
kebijakan yang telah dibuat, dampak lingkungan, stakeholders, dan faktor
lainnya.
§ Environmental management program
(program manajemen lingkungan): rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan
sasaran
§ Structure and responsibility
(struktur dan tanggung jawab): Menetapkan peran dan tanggung jawab serta
menyediakan sumber daya yang diperlukan
§ Training awareness and competence
(pelatihan, kepedulian, dan kompetensi): Memberikan pelatihan kepada karyawan
agar mampu mengemban tanggung jawab lingkungan.
§ Communication (komunikasi):
Menetapkan proses komunikasi internal dan eksternal berkaitan dengan isu
lingkungan
§ EMS Documentation (dokumentasi SML):
Memelihara informasi EMS dan sistem dokumentasi lain
§ Document Control (pengendalian
dokumen): Menjamin kefektifan pengelolaan dokumen prosedur dan dokumen lain.
§ Operational Control (pengendalian
operasional): Mengidentifikasi, merencanakan dan mengelola operasi dan kegiatan
perusahaan agar sejalan dengan kebijakan, tujuan, dan saasaran.
§ Emergency Preparedness and response
(kesiagaan dan tanggap darurat): mengidentifikasi potensi emergency dan
mengembangkan prosedur untuk mencegah dan menanggapinya.
§ Monitoring and measurement
(pemantauan dan pengukuran): memantau aktivitas kunci dan melacak kinerjanya
§ Nonconformance and corrective and
preventive action (ketidaksesuaian dan tindakan koreksi dan pencegahan):
Mengidentifikasi dan melakukan tindakan koreksi terhadap permasalahan dan
mencegah terulang kejadiannya.
§ Records (rekaman): Memelihara
rekaman kinerja SML
§ EMS audits (audit SML): Melakukan
verifikasi secara periodik bahwa SML berjalan dengan baik.
§ Management Review (pengkajian
manajemen): Mengkaji SML secara periodik untuk melihat kemungkinan-kemungkinan
peyempurnaan berkelanjutan.
ISO 14001 Manajemen
Lingkungan
Apa itu ISO 14001?
ISO 14001 adalah sebuah
spesifikasi internasional untuk sistem manajemen lingkungan (SML) yang membantu
perusahaan Anda mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengatur risiko-risiko
lingkungan sebagai bagian dari praktek bisnis normal.
Siapa
Pengguna ISO 14001?
ISO 14001 bisa diterapkan di
seluruh organisasi tanpa memandang besaran dan lokasi geografis.
Mengapa
ISO 14001 Penting Bagi Perusahaan Anda?
Sertifikasi ISO 14001
memberikan sejumlah manfaat untuk perusahaan Anda.
·
Mengurangi biaya; karena ISO 14001
menuntut komitmen perbaikan terus menerus, maka penetapan obyektif dari
perbaikan tersebut akan membantu mendorong penggunaan bahan mentah yang lebih
efisien sehingga biaya bisa dikurangi.
·
Mengatur kepatuhan terhadap hukum;
sertifikasi ISO 14001 bisa membantu Anda dengan cara mengurangi upaya yang
dibutuhkan untuk mengatur kepatuhan hukum dan dalam manajemen risiko-risiko
lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan Anda.
·
Mengurangi duplikasi upaya; sistem
manajemen Anda bisa digabungkan dengan persyaratan ini dan standar manajemen
lainnya menjadi sebuah sistem bisnis tunggal yang bisa mengurangi duplikasi dan
biaya.
·
Mengelola reputasi Anda, sertifikasi ISO
14001 dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan biaya atau merusak
reputasi Anda yang berhubungan dengan pembersihan atau litigasi dan membangun
citra publik Anda terhadap klien, badan pengawas dan pemangku kepentingan
kunci.
·
Menjadi pemasok pilihan & menambah
manfaat kompetitif; sertifikasi ISO 14001 memungkinkan Anda untuk bekerja
dengan perusahaan yang menggarisbawahi dan mengutamakan perusahaan yang ramah
lingkungan.
·
Kemudahan berintegrasi; ISO 14001
berbasis sistem manajemen - standar ini didukung oleh siklus 'Plan Do Check
Act' sama dengan standar sistem manajemen lain yang bisa digabungkan dengan ISO
9001 (mutu), OHSAS 18001 (Kesehatan dan Keselamatan) dan standar berbasis
sistem manajemen lainnya.
Manfaat
ISO 14001 dengan LRQA Business Assurance
LRQA terakreditasi untuk
menerbitkan sertifikat standar ISO 14001 di seluruh sektor dan telah banyak terlibat
dalam bebagai pengembangan teknis. Artinya, bahwa apapun sektor bisnis Anda,
kami dikenal memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam memberikan layanan yang
efektif.
LRQA Business Assurance membantu
Anda mengelola tantangan bisnis, sistem dan risiko-risiko dalam mengembangkan
dan melindungi kinerja lingkungan Anda di masa kini dan masa yang akan datang
yang sesuai dengan kebutuhan para pemangku kepentingan.
·
Pemahaman kami yang mendalam dan
keunggulan teknis yang memungkinkan kami menyambaikan manfaat nyata kepada para
klien lewat sebuah pendekatan manajemen proyek yang terstruktur.
·
Kami paham bahwa komunikasi yang baik
sangatlah penting dalam menyampaikan transparansi lewat seluruh tahapan dan
proses EMS. Kami bekerja bersama para klien menetapkan tujuan yang jelas untuk
semua pihak.
·
LRQA Business Assurance menyampaikan dua
jenis layanan yaitu sertifikasi dan pelatihan untuk ISO 14001
ISO 9001 Sistem
Manajemen Mutu
Apakah
ISO 9001?
ISO 9001 QMS adalah sebuah
standar sistem manajemen mutu yang diakui secara internasional. ISO 9001
merupakan tolok ukur global untuk sistem manajemen mutu yang telah diterbitkan
sebanyak lebih dari satu juta di seluruh dunia.
Siapa
yang dapat menggunakan ISO 9001 (QMS)?
ISO 9001 bisa diterapkan di
seluruh jenis organisasi tanpa melihat besaran maupun lokasi di mana organisasi
tersebut berada. Salah satu kekuatan utama ISO 9001 adalah daya tariknya yang
lluas untuk semua jenis organisasi. Oleh karena lebih berfokus pada proses dan
kepuasan pelanggan daripada prosedur, maka ISO 9001 juga bisa diterapkan di
perusahaan penyedia jasa (tidak hanya manufaktur).
Sektor global juga terus
memfokuskan upaya mereka pada kualitas, dengan sektor derivatif QMS yang
spesifik, ISO 9001 juga sesuai untuk sektor otomotif, kedirgantaraan, pertahanan
dan sektor medis.
Mengapa
ISO 9001 Penting Untuk Bisnis Anda?
ISO 9001 QMS menyediakan
infrastruktur, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membantu
organisasi Anda memonitor dan meningkatkan kinerja demi mendorong efisiensi,
layanan pelanggan dan keunggulan produk.
"Para pengguna ISO memiliki
tingkat kelangsungan hidup perusahaan, penjualan dan pertumbuhan lapangan kerja
yang lebih tinggi"
Mike Toffel, Associate
Professor, Harvard Business School
Sebuah sertifikasi ISO 9001 QMS
membantu Anda menyampaikan:
·
Keterlibatan para pemangku kepentingan
·
Reputasi organisasi (perusahaan)
·
Kepuasan pelanggan, dan
·
Manfaat kompetitif
·
Telah dilakukan beberapa uji mandiri
terhadap manfaat penerapan ISO 9001; salah satunya seperti yang terdapat dalam
artikel yang diterbitkan oleh jurnal akademis bergengsi dari Harvard Business
School
Manfaat
ISO 9001 Dengan Metode LRQA Business Assurance
Sistem manajemen saat ini sangat
terkait dengan keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan (organisasi).
Secara bersamaan, CEO dan Top Manajemen di seluruh dunia menekankan pada
penilaian mandiri (independent assessment) yang membantu memastikan sistem
manajemen mereka 'sesuai tujuan'.
Metodologi unik kami, LRQA
Business Assurance, membantu perusahaan (organisasi) mengatur sistem dan risiko
mereka untuk memperbaiki dan menjaga kinerja di masa kini dan masa yang akan
datang. Kami memberikan layanan sertifikasi dan pelatihan di semua standar
utama sistem manajemen mutu.
Untuk perusahaan (organisasi)
yang menerapkan standar lain, kami juga menawarkan layanan penilaian
terintegrasi (integrated assessment) yang dapat menghemat waktu dan dana Anda.
Dapatkan informasi lebih lanjut mengenai LRQA Business Assurance.
No comments:
Post a Comment